Senin, 13 Agustus 2012

Ibu Yang Memalukanku

Episode 1
( cerita bersambung )

     Nama ku Sumi, dulu aku tinggal bersama ayah dan ibuku. Kehidupanku bisa dikatakan kaya.Tetapi ketika aku berumur 10 tahun ayahku telah tiada dan membuat aku juga ibuku jatuh miskin. 
   
     Pada suatu saat ibuku pergi ke sekolah untuk menjengukku karena sudah seharian aku tidak pulang kerumah. Karena aku muak dengan ibuku. Tepat jam istirahat , kulihat seorang ibu berdiri di depan pintu memakai baju yang kumuh , itulah ibuku yang bermata satu. Lalu ibuku memanggilku , kataku "mau ngapain kamu kesini" kamu datang kesini hanya untuk membuatku malu"  bentakkan dariku membuat ibu pergi dan menangis. Memang itu lah yang kuharapkan. Sampai-sampai temanku bertanya padaku " hai itu ibumu ya, ibumu matanya satu ya?" pertanyaan itu sontak membuatku bagai disambar petir.

     Beberapa belun kemudian aku pun akhirnya lulus dan mendapat beasiswa yang mengantarkan ku ke luar negeri. Itulah yang memang aku harapkan semenjak dulu akhirnya aku pun pergi ke Singapura dan meninggalkan ibuku dan rumah yang kumuh itu. Singkat cerita 10 tahun kemudian aku pun telah menikah dengan lelaki kaya raya dan mempunyai seorang anak. Kehidupanku kini mewah dan sangat bahagia.

     Kehidupan ku yang sempurna akhirnya terusik. Saat itu anakku sedang bermain di luar rumah. Tiba-tiba seorang wanita tua menghampirinya. Dan ku lihat ternyata ia adalah ibuku, ibuku yang bermata satu.Ibuku datang ke Singapura , entah dari mana ia memperoleh ongkosnya.

     Lalu tanpa basa basi aku langsung mengusir ibuku. Dengan enteng aku menyatakan " HEY KAMU PENGEMIS TUA, PERGILAH KAU DARI ANAKKU. KAU MEMBUAT ANAKKU MENANGIS.!"
tanpa membalas perkataan ku yang kasar. ibu lalu tersenyum " maaf saya salah alamat , sepertinya ini bukan rumah anakku ". Tanpa merasa bersalah aku langsung masuk ke dalam rumah dan tak memikirkan ibuku lagi ( bersambung ... )

Oke sekian cerita dari saya, kita lanjutin di hari berikutnya ya, yang pasti lebih menyedihkan.
See you and please comment :D

2 komentar: